REKOMBINAN CSP DAN AMA-1 via PICHIA PASTORIS DALAM AJUVAN AS01 SEBAGAI TEROBOSAN MUTAKHIR
PENGEMBANGAN VAKSIN MULTISTAGE MALARIA
Makhyan Jibril Al
Farabi*, Wahyu Triadmajani*
*Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya.
Sampai pada abad
ke-21 ini, malaria masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia. Lebih dari
2400 juta penduduk atau 40% penduduk dunia tinggal di daerah endemis malaria.
Prevalensi penyakit malaria di seluruh dunia diperkirakan antara 300 - 500 juta
kasus klinis setiap tahunnya. Diperkirakan angka kematian malaria di dunia
mencapai 836.000 manusia setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri, WHO menyebutkan tahun 2010 terdapat 544. 470
kasus malaria di Indonesia, di mana tahun 2009 terdapat 1.100.000 kasus klinis dan tahun 2010 meningkat lagi
menjadi 1.800.000 kasus.
Hal yang
menjadi tantangan dalam pengendalian malaria adalah munculnya resistensi obat.
Sedangkan di sisi lain, terjadi peningkatan laju pergerakan manusia seperti
melakukan perjalanan wisata. Meskipun terjadi peningkatan
resiko malaria terkait dengan berwisata, banyak
wisatawan tidak mengambil obat profilaksis efektif atau mengikuti langkah-langkag proteksi yang memadai. Hasilnya telah semakin meningkat jumlah
kasus malaria yang
"diimpor” maupun “diekspor”.
Metode penulisan menggunakan metode studi literatur
dengan menggunakan jurnal, buku, maupun website kedokteran yang memiliki
validitas tinggi guna merumuskan solusi baru yang akan ditawarkan hasil dari
analisa literatur yang disajikan secara ekspositif.
Vaksin RTS,S rekombinan
merupakan gagasan inovasi model vaksin multistage
terbaru untuk mengatasi malaria dengan lebih efektif. Pembuatan vaksin RTS,S yaitu dengan menggabungkan sekuens
gen dari CSP dan AMA-1 pada vektor pPIC9 Pichia dan selanjutnya dipurifikasi Desain vaksin yakni dengan menggabungkan
RTS,S (antigen CS P. falciparum
strain NF54 dan amino-terminal end
dari S protein hepatitis B virus) dengan AMA1 yang diberi ajuvan AS01 (MPL dan
QS21). AMA1 sebagai salah satu antigen stage eritrosit paling imunogenik akan
melengkapi vaksinasi RTS,S dengan meningkatkan respon CD8 yang tidak dimiliki
vaksin RTS,S. AS01 akan memberikan peningkatan respon imun terhadap antigen CS
maupun AMA1 pada vaksinasi. Dosis yang dianjurkan yakni RTS,S: 25 µg dan AMA1: 10 µg
dengan diinjeksikan pada M. Rectus
femoris. RTS,S,
AMA1 dan AS01 telah dibuktikan aman dan boleh diberikan pada manusia. Selain
itu, ada potensi besar dalam pendanaan penelitian vaksinasi malaria oleh WHO.
Sehingga vaksin RTS,S rekombinan dikatakan aman, bisa digunakan pada manusia
dan berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut di masa depan.
Mekanisme vaksin RTS,S rekombinan
dalam perlindungan terhadap malaria meliputi 1) Peningkatan respon imun non
spesifik yakni aktivasi CD4+ dan CD8+ oleh antigen CS dan AMA-1 yang akhirnya mengaktivasi
makrofag, TNFα dan NO yang sangat berguna dalam eradikasi parasit. 2) Peningkatan
respon imun spesifik IgG spesifik anti-CS yang berguna dalam opsonisasi antigen
dari parasit stage pre-eritrosit, IgG spesifik anti-AMA1 yang berguna dalam
opsonisasi antigen dari parasit stage eritrosit, sehingga parasit akan mudah
difagositosis dan dieradikasi imun tubuh.
Dalam aplikasi lapangan,
penggunaan vaksin RTS,S rekombinan perlu dipertimbangkan lebih lanjut mengingat
adanya potensi yang besar untuk terjadinya polimorfisme dari gen yang mengkode
CS maupun AMA1 dari P. falciparum
yang mengakibatkan vaksin akan tidak efektif. Sehingga perlu dilakukan
pengembangan vaksin yang disesuaikan daerah masing-masing maupun pemetaan
polimorfisme gen CS dan AMA-1 di daerah endemis.
Keyword : Vaksin,
RTS,S, AMA1, AS01, Multi-Antigen, Multi-Stage, Malaria
This paper won 2nd Place in Scientific Atmosphere National Paper Compeitition 2012
for further information, contact me :)
AllBlogToolsFacebook comments for blogger brought to you by AllBlogTools.com , Get Yours?