Critical Appraisal
High-density
lipoprotein phospholipids interfere with dendritic cell Th1 functional
maturation
Makhyan
Jibril Al Farabi, Mirza Zaka Pratama
Program
Magister Ilmu Biomedik
Program
Pasca Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang
Pesan
Utama Arikel
Artikel ini menceritakan tentang peran high density lipoprotein (HDL) yang ternyata dapat menghambat maturasi dari dendritic cell (DC) yang diinduksi
dengan menggunakan aktivasi dari ligan toll
like receptor (TLR) dalam mengaktivasi sel T helper 1 (Th1). Artikel ini juga menceritakan bahwa bagian HDL yang
paling poten dalam menghambat maturasi DC tersebut adalah fosfolipid dan dari
keseluruhan fosfolipid yang terdapat pada HDL, 1-palmitoyl-2-linoleyl-phophatidylcholine (PLPC) merupakan
fosfolipid yang paling poten dalam menghambat maturasi DC.
Kepentingan Artikel
Isi yang terdapat dalam artikel ini sangat menarik dan
penting. Sel Th1 merupakan subset dari sel T CD4+ yang memiliki
fungsi dalam menginduksi inflamasi dan respon imun. Aktivasi dari sel Th1 ini
diakibatkan karena adanya presentasi antigen melalui antigen presenting cell (APC), seperti DC. Sel Th1 ini ditemukan
memiliki peran yang penting dalam patogenesis beberapa penyakit, seperti
atherosklerosis. Pada atherosklerosis, DC dapat menginfiltrasi jaringan
subendotel untuk memfagosit oxidized LDL
(OxLDL) dan mengakibatkan terbentuknya foam
cell yang dapat menimbulkan terjadinya penimbunan lipid core pada dinding vaskular. DC tersebut dapat menstimulasi
aktivasi sel Th1 sehingga proses inflamasi yang terjadi akan lebih hebat dan
atherosklerosis yang terjadi juga menjadi lebih parah.
HDL ternyata dibuktikan mampu menghambat maturasi DC
dalam menginduksi aktivasi sel Th1. Ditemukannya HDL dalam menghambat aktivasi
sel Th1 ini merupakan suatu informasi baru yang belum pernah dilakukan oleh penelitian
lain terkait pembuktian peran HDL dalam menghambat maturasi DC untuk
mengaktivasi sel Th1. Sebagaimana yang telah diketahui, penelitian-penelitian
terdahulu membuktikan bahwa HDL berperan sebagai agen anti-atherogenesis dengan
cara mencegah oksidasi LDL menjadi OxLDL dan melakukan reverse cholesterol transport yaitu mengangkut kolesterol dari jaringan
menuju hepar. Informasi yang diberikan dalam artikel ini dapat memberikan suatu
pengetahuan baru terhadap mekanisme HDL sebagai agen yang dapat melindungi dari
atherosklerosis.
Selain itu, peran sel Th1 ini tidak hanya ditemukan untuk
atherosklerosis saja melainkan berbagai penyakit imunitas juga dipengaruhi oleh
aktivitas dari sel ini. Sel Th1 dibuktikan mengalami abnormalitas pada beberapa
penyakit autoimun, seperti systemic lupus
erythematosus dan rheumatoid
arhtritis. Dengan ditemukannya informasi baru ini, tentu saja diharapkan
HDL dapat dieksplorasi lebih jauh untuk melihat perannya dalam meregulasi
aktivasi dari sel Th1 pada penyakit autoimun.
Jenis Artikel
Artikel
ini merupakan suatu original article
suatu hasil penelitian eksperimental laboratorik secara in vitro menggunakan sampel sel DC dan sel limfosit T dari individu
yang sehat. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh HDL terhadap
maturasi DC dalam menginduksi sel Th1.
Validitas
Validitas Eksternal
Penelitian ini memiliki validitas eksternal yang rendah.
Hal ini dikarenakan sulitnya untuk melakukan generalisasi dari hasil penelitian
yang menggunakan model in vitro kepada
populasi. Pada penelitian ini dilakukan pembatasan dalam berbagai macam aspek
sehingga bias yang terjadi dapat dikontrol dengan baik. Kondisi pembatasan ini
tentu saja tidak mencerminkan kondisi sebenarnya yang terdapat pada kondisi di
dalam tubuh atau in vivo.
Hasil yang didapatkan pada penelitian ini masih belum
tentu akan menghasilkan hasil yang sama ketika dilakukan secara in vivo. Hal ini dikarenakan aktivasi
dari sel Th1 melalui DC ini dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, seperti
sitokin pro-inflamasi atau anti-inflamasi, interaksi dengan sel imun lain, dan lingkungan mikro yang
terdapat di dalam tubuh. Penelitian yang dilakukan secara in vitro ini dilakukan pembatasan sehingga faktor-faktor perancu
tersebut tidak memberikan pengaruh terhadap hasil penelitian.
Selain itu, peneliti juga menyebutkan bahwa HDL dapat
menghambat maturasi DC dalam menginduksi sel Th1 sehingga merupakan agen
imunomodulator yang dapat melindungi seseorang dari atherosklerosis. Akan
tetapi, peneliti di sini menggunakan HDL dari individu yang sehat untuk
mendapatkan hubungan sebab akibat ini. Padahal, beberapa penelitian lain
menyebutkan bahwa HDL pada individu yang mengalami kondisi penyakit inflamasi
yang kronis (seperti atherosklerosis) justu akan mengalami perubahan
karakteristik HDL nya. HDL pada individu tersebut malah menjadi pro-inflamasi
HDL dan memiliki fungsi yang terbalik dibandingkan dengan orang sehat.
Oleh karena itu, untuk mengaplikasikan hasil penelitian
ini pada populasi penderita atherosklerosis tentu saja masih sangat jauh karena
HDL yang digunakan tentu saja akan berbeda. Selain itu, sampel DC dan sel Th1
yang digunakan juga dari individu yang sehat. Hal ini tentu saja akan sangat
berbeda antara DC dan sel Th1 pada pasien yang menderita suatu inflamasi kronis
dibandingkan dengan individu yang sehat.
Validitas Internal
Penelitian ini memiliki validitas internal yang baik. Hal
ini dikarenakan hubungan sebab akibat yang didapatkan memiliki nilai yang kuat.
Penelitian ini melakukan pembatasan terhadap faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi hasil dengan menggunakan suatu desain penelitian in vitro. Pengaruh eksternal yang dapat
mempengaruhi hasil penelitian ini antara lain sitokin dan interaksi dengan sel
lain serta kondisi lingkungan mikro yang telah dimodifikasi sedimikian rupa
sehingga menjadi kondisi yang netral dan tidak mempengaruhi hasil penelitian.
Apabila penelitian dilakukan dengan desain in
vivo tentu saja pengaruh-pengaruh eksternal akan sulit untuk dihilangkan,
seperti kondisi diet maupun emosional yang tentu saja dapat mempengaruhi
imunitas sautu individu.
Sel dan lipoprotein yang digunakan telah dipurifikasi
dengan metode yang standar. Hasil dari purifikasi tersebut juga telah dilakukan
konfirmasi terlebih dahulu sehingga memiliki nilai kepastian yang tinggi. Akan
tetapi, sel limfosit yang digunakan merupakan sel limfosit T total, baik sel
CD4+ (Th0, Th1, Th2, Treg, maupun Th17) serta sel CD8+.
Hal ini mengakibatkan dimungkinkan adanya interaksi dari sel limfosit lainnya yang
dapat membuat hasil yang didapatkan menjadi bias. Penelitian lain yang telah
dikerjakan biasanya menggunakan sel Th0 untuk melihat fungsi maturasi DC untuk
menginduksi terbentuknya sel Th1.
Untuk mendapatkan kesimpulan bahwa HDL dapat menghambat
maturasi DC dalam mengaktivasi sel Th1, peneliti melakukan beberapa pengukuran
variabel. Variabel yang diukur merupakan variabel yang relevan dalam
menghasilkan kesimpulan tersebut. Variabel juga diukur menggunakan metode yang
telah dilakukan dalam penelitian sebelumnya sehingga merupakan metode yang
standar.
Bahan dan Metode
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan HDL yang
didapatkan dari plasma donor individu normolipidemik. Peneliti tidak
menyebutkan bagaimana definisi operasional dari individu normolipidemik yang
akan diambil HDL nya. Peneliti juga tidak menyebutkan ada berapa individu yang
diambil darahnya dan berapa banyak darah yang diambil dari individu tersebut.
Pada artikel ini juga tidak disebutkan ethical
clearance mengenai penelitian ini, mengingat pengambilan darah seorang
manusia tentu saja harus membutuhkan persetujuan dari komisi etik terlebih
dahulu.
Metode yang dilakukan untuk mengekstraksi lipoprotein
dari plasma yang digunakan merupakan metode standar, begitu juga metode
memisahkan fraksi lipid dari HDL yang dilakukan. Fraksi fosfolipid yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan fosfolipid sintetis yang dibeli dari
pabrik. Fosfolipid yang digunakan merupakan fraksi fosfolipid dari HDL. Akan
tetapi, peneliti tidak melakukan pembuktian apakah betul fraksi fosfolipid yang
digunakan tersebut terdapat pada HDL dan berapa komposisi fraksi fosfolipid
tersebut terdapat di dalam HDL.
Metode pengambilan monosit dan sel limfosit T tidak
dijelaskan secara lebih detail, misalnya peneliti hanya menyebutkan bahwa
sel-sel tersebut diisolasi dari darah perifer manusia. Akan tetapi, manusia
yang diambil sampelnya tersebut tidak didefinisikan sebagai individu yang sehat
atau yang sedang dalam kondisi yang sakit. Hal ini tentu saja sangat
berpengaruh terhadap hasil penelitian karena pada individu yang mengalami
beberapa penyakit imunitas tertentu akan mengalami perubahan reaktivitas respon
imun yang dimilikinya.
Metode untuk mengisolasi monosit merupakan metode standar
yang sudah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Monosit yang diisolasi
juga telah dikonfirmasi menggunakan flowsitometri dengan marker CD14. Marker
ini merupakan marker yang menunjukkan bahwa sel tersebut merupakan monosit.
Penggunaan marker tersebut untuk konfirmasi monosit yang telah diisolasi tentu
saja merupakan metode yang standar dan membuktikan bahwa sel yang terisolasi
merupakan monosit yang sesungguhnya.
Akan tetapi, sel limfosit T yang diisolasi masih
merupakan sel limfosit T yang dikonfirmasi dengan marker CD3. CD3 ini merupakan
marker yang terdapat pada seluruh subset sel limfosit T baik sel T CD4+
maupun CD8+. Karena tujuan dari penelitian ini untuk membuktikan
pengaruh HDL dalam menghambat maturasi DC dalam menginduksi aktivasi sel Th1,
lebih baik sel T yang digunakan merupakan limfosit T yang lebih spesifik,
misalnya menggunakan sel limfosit T CD4+ naif seperti yang sering
digunakan dalam penelitian terdahulu. Dengan demikian, bias yang diakibatkan
karena interaksi dengan sel lain dapat dicegah dan hubungan sebab akibat yang
didapatkan juga menjadi lebih kuat.
Selain itu, metode lain yang digunakan sudah merupakan
metode yang standar. Akan tetapi, metode yang digunakan untuk mengukur jumlah Nf-κB
yang terikat pada DNA masih menggunakan metode EMSA yang mendapatkan data semi
kuantitatif dimana data yang didapatkan merupakan data dengan mengukur
ketebalan dari pita yang dihasilkan. Presisi data yang yang kuantitatif tentu
saja lebih kuat dibandingkan dengan data semi kuantitatif atau kualitatif. Hal
ini dapat mengurangi bias penelitian. Terdapat berbagai macam metode
juantitatif yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan DNA binding suatu faktor transkripsi,
seperti menggunakan metode filter
microplate assay test dan CELD-fusion
method,
Metode statistik yang digunakan merupakan metode yang
standar menggunakan analisa komparasi menggunakan pairwise Student’s Test yang
menggunakan nilai p < 0,05 untuk perbedaan yang signifikan dan p < 0,03
untuk perbedaan yang sangat signifikan.
Hasil Penelitian
Hasil yang didapatkan disajikan dalam bentuk tabel dan
gambar sehingga memudahkan untuk membaca
hasil tersebut. Akan tetapi, hasil yang menunjukkan penghitungan marker DC yang
matur dengan flowsitometri tidak diberikan berapa persentase marker yang
diekspresikan oleh DC tersebut. Peneliti juga menyimpulkan bahwa pemberian
lipoprotein tidak berpengaruh terhadap maturasi fenotip dari DC. Akan tetapi,
kesimpulan ini tidak didasarkan dari analisa statistik dan tidak ditunjukkan
perbedaan persentase marker baik yang diberikan lipoprotein maupun tidak. Hasil
lain yang didapatkan dalam penelitian ini sudah relevan dan terkait dengan
tujuan dari penelitian ini.
Pembahasan Artikel
Dalam artikel ini, peneliti tidak menyebutkan kekurangan
dalam penelitian yang dilakukannya. Kekurangan dalam penelitian ini justru
penting untuk disebutkan karena dapat dijadikan sebagai saran untuk penelitian
selanjutnya.
Secara garis besar, pembahasan yang dituliskan oleh
peneliti sudah sangat bagus dimana hubungan asosiasi dan analogi yang dilakukan
peneliti untuk mencari mekanisme kerja fosfolipid HDL dalam menghambat aktivasi
DC ini sudah relevan. Banyaknya data yang didapatkan dalam penelitian ini juga
mendukung pembahasan dan kesimpulan yang dikemukakan oleh peneliti. Data dari
penelitian terdahulu juga mendukung hasil yang didapatkan oleh peneliti
sehingga membuat pembahasan yang dikemukakan oleh peneliti ini valid.
Akan tetapi, limitasi dari pembahasan dalam artikel ini
adalah tidak adanya pembuktian secara langsung dari mekanisme kerja HDL dalam
menghambat maturasi DC. Dengan demikian, peneliti mencari mekanisme ini
berdasarkan studi pustaka dari hasil penelitian lainnya. Selain itu, juga tidak
dilakukan analisis lain apakah pemberian HDL terhadap DC ini justru
mengakibatkan pergeseran penginduksian sel limfosit T menjadi sel Th2 yang akan
bersifat protektif terhadap atherosklerosis.